STUDY
EKOLOGI TANAMAN ANGGUR VARIETAS Vitis Labrusca
OLEH :
NAMA
: NPM
ARIS
RUSTONO 1104290024
M.FADLY
RASONY 1104290030
CANDRA
WIRA SYAHPUTRA 1104290004
JUNAIDI
BERUTU 1104290034
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
Syarat
Tumbuh Tanaman Anggur
Budidaya tanaman anggur dapat berproduksi secara baik, apabila kondisi-kondisi
yang mendukung pertumbuhan dan perkembangannya terpenuhi:
a. Faktor Iklim
Menurut asalnya, anggur paling baik ditanam didaerah yang bertemperatur
“hangat” atau di zona 34 LS dan 49 LU. Sedangkan di daerah tropis, seperti
Indonesia, mestinya anggur cocok ditanam di daerah dataran tinggi. Namun
tampaknya hanya anggur tertentu saja yang dapat tumbuh di daerah tersebut.
Sebaliknya, sekarang ini justru banyak tanaman anggur yang tumbuh dengan baik
di dataran rendah, seperti di Probolinggo, Bali, dan Palu (Setiadi, 2003). Jadi
bisa dikatakan bahwa anggur dapat di tanam di dataran rendah maupun dataran tinggi.
Tanaman anggur yang tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah menyukai musim
kemarau panjang berkisar 4-7 bulan. Curah hujan rata-rata 800 mm per tahun.
(Sauri dan Martulis, 1991).
b. Faktor Tanah
Pada hakikatnya tanaman anggur dapat tumbuh dan berbuah di daerah atau tanah
yang berbeda-beda sifatnya, dari tanah yang mengandung pasir hingga tanah
berat. Tanah yang baik untuk tanaman anggur adalah tanah lempung berpasir.
Prinsipnya, tanah yang akan ditanami anggur harus mengandung humus dan hara
yang dibutuhkan, mudah menyerap air (tidak boleh ada air yang menggenang) dan
kedalaman air tanah tidak lebih dari satu meter (Setiadi, 2003). Tanah yang
cocok untuk ditanami anggur adalah tanah yang keasamannya netral (pH 7) (Sauri
dan Martulis, 1991).
c. Tinggi Tempat
Tanaman anggur jenis Vitis Labrusca
akan tumbuh baik apabila ditanam antara 300-500 m dari permukaan laut, atau di
daerah-daerah dataran rendah. Perbedaan ketinggian akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangannya. Jenis Vitis vinivera menghendaki ketinggian
1-300 m dari permukaan laut (Sauri dan
Martulis, 1991).
d. Pengairan
Tanaman anggur tidak menghendaki air yang menggenang, oleh sebab itu sangat
penting untuk membuat saluran pembuangan air (drainase) (Sauri dan Martulis,
1991).
Hama dan Penyakit
• Hama
1. Phylloxera Vitifolia (Kutu akar)
Menyerang tanaman anggur baik muda maupun tua yang mengakibatkan tanaman anggur
menjadi kering dan mati. Hama ini menyerang daun dan akar tanaman secara
langsung karena hama ini menetap di bawah kulit batang yang terkelupas dan
dalam jaringan akar. Gejala umum yang sering terjadi adalah terbentuknya
bisul-bisul kecil pada daun dan akar membengkak seperti kutil (Sauri dan
Martulis, 1991).
2. Kumbang Apogonia destructor
Bentuk kumbang kecil dan warna hitam mengkilat. Menyerang daun anggur pada
malam hari dan kumbang ini mudah tertarik oleh sinar lampu (Prihatman, 2009).
3. Wereng daun
Serangan wereng ini menyebabkan daun anggur berbintik putih, kemudian menjadi
kuning coklat dan gugur (Prihatman, 2009).
4. Kutu daun
Selain merusak daun dengan cara mengisap cairan daun, kutu daun juga menjadi
vector (pembawa) virus dan cendawan. Ukuran kutu 2-3 mm dan berwarna hijau,
kuning atau hitam yang sering kita jumpai di permukaan daun bagian bawah dan
dapat menyebabkan pucuk atau tunas menjadi kerdil. Penyebaran kutu ini banyak
dibantu oleh semut sehingga pengendaliannya juga dilakukan terhadap semut yang
membawanya (Wiryanta, 2004).
5. Ulat daun
Ulat sering menyerang daun dan buah anggur. Ulat yang menyerang daun biasanya
memakan daun sehingga pertumbuhan daun terhambat. Sedangkan ulat yang menyerang
buah biasanya memakan buah atau kupu-kupunya yang bertelur di buah anggur
sehingga buah menjadi busuk dan beulat (Wiryanta, 2004).
6. Rayap
Serangan rayap yang parah adalah apabila rayap menggerogoti akar tanaman anggur
yang masih muda sehingga tanaman anggur menjadi layu dan kemudian mati (Sauri
dan Martulis, 1991).
7. Burung, kalong, bajing dan musang
Hama ini menyerang buah anggur yang sudah tua dan siap panen. Untuk
menanggulangi serangan hama ini dilakukan pembungkusan buah menggunakan plastik
atau Koran. Pembungkusan buah anggur dilakukan ketika tanaman berumur 50-60
hari sejak pemangkasan (Wiryanta, 2004).
• Penyakit
1. Downy Mildew (jamur)
Gejalanya daun akan tampak kuning sedangkan bagian bawah terlihat ada tepung
warna putih-kuning. Daun, bunga maupun tandan muda bisa mati bila terkena
penyakit ini terutama saat musim penghujan atau kelembaban yang tinggi (Sauri
dan Martulis, 1991).
2. Powdery Mildew
Pada permukaan daun terdapat bedak tipis putih kelabu. Penyakit ini menyerang
pucuk, bunga dan buah muda bahkan dapat merusak ranting sehingga tanaman
menjadi kerdil dan rusak (Sauri dan Martulis, 1991).
3. Penyakit busuk hitam
Menyebabkan buah jadi keriput, busuk dan gugur (Sauri dan Martulis, 1991).
4. Phakospora Vitis
Daun sebelah bawah tertutup tepung berwarna orange (massa sporanya) (Sauri dan
Martulis, 1991)
PEDOMAN BUDIDAYA
6.1.
Pembibitan
1)
Pengadaan Benih
Pengadaan
benih dapat dilakukan dengan cara generatif (biji) dan vegetatif (cangkok, stek
cabang, stek mata, penyambungan). Perbanyakan tanaman yang paling efektif
anggur adalah dengan menggunakan stek. Bibit stek yang baik adalah :
- a) Panjang stek sekitar 25 cm
terdiri atas 2-3 ruas dan diambil dari pohon induk yang sudah berumur di
atas satu tahun.
- b) Bentuknya bulat berukuran
sekitar 1 cm.
- c) Kulitnya berwarna coklat
muda dan cerah dengan bagian bawah kulit telah hijau, berair dan bebas
dari noda-noda hitam.
- d) Mata tunas sehat berukuran
besar dan tampak padat. Mata tunas yang tidak sehat ukurannya kecil dan
ujungnya tampak memutih seperti kapuk.
2)
Teknik Penyemaian Benih
Cara
generatif bibit disemai di tempat yang telah disediakan. Cara vegetatif (stek)
yaitu :
- a) Pembibitan dikerjakan dengan
menyemaikan lebih dulu dalam pot /keranjang sempai kira-kira selama 5 hari
- b) Setelah itu dipindah ke
media semai berupa campuran tanah, pupuk kandang dan pasir dengan
perbandingan 1:1:1. Media semai ini berupa
polybag/keranjang yang lebih besar dari tempat awal.
3)
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
- a) Selama di persemaian selalu
disiram dan jangan sampai tergenang.
- b) Penyemaian bibit di tempat
teduh dan lembab selama sekitar 2 bulan.
4)
Pemindahan Bibit
- a) Sekitar 2 bulan tersebut
bibit sudah tumbuh dan berakar banyak siap untuk dipindah ke lapangan
dengan memilih yang segar dan sehat kondisinya.
- b) Penanaman dilakukan di awal
musim kemarau/saat panas tertinggi.
6.2.
Pengolahan Media Tanam
1)
Persiapan
Persiapan
yang perlu dilakukan adalah:
- a) Menentukan lokasi penanaman.
- b) Menentukan luas areal tanam.
- c) Mengatur jarak tanam.
- d) Membuat lubang tanam.
- e) Menentukan dosis pupuk
kandang yang diperlukan.
2)
Pembukaan Lahan
Lahan
yang digunakan dibersihkan dan tidak terlindung dari sinar matahari.
Pencangkulan untuk pembuatan lubang tanam dilakukan setelah ada pengaturan
jarak tanam yang sesuai dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm. Lubang dibiarkan terkena
sinar matahari selama 2-4 minggu.
3)
Pengapuran
Pengapuran
hanya dilakukan bila pH tanah rendah/terlalu asam.
4)
Pemupukan
Setelah
2-4 minggu lubang tanam diisi pupuk kandang, pasir dan tanah dengan perbandingan
2:1:1.
6.3.
Teknik Penanaman
1)
Penentuan Pola Tanam
Tanaman
anggur merupakan tanaman monokultur. Pengaturan jarak tanam penting
diperhatikan dan juga sesuai dengan larikan karena arah datangnya angin
sangat besar pengaruhnya. Jarak tanam bisa diatur dengan pola: 3 x 3 m, 4 x 4
m, 3 x 5 m, 3 x 4 m, 4 x 5 m, 4 x 5 m, 3 x 5 m dan 4 x 6 m
Jarak
tanam mempengaruhi jumlah tanaman persatuan luas :
- a) 3 x 3 m untuk 1 Ha = 1.111
pohon
- b) 3 x 4 m untuk 1 Ha = 833
pohon
- c) 3 x 5 m untuk 1 Ha = 666
pohon
- d) 4 x 4 m untuk 1 Ha = 625
pohon
- e) 4 x 5 m untuk 1 Ha = 500
pohon
- f) 4 x 6 m untuk 1 Ha = 416
pohon
2)
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang
tanam yang diperlukan berukuran 60 x 60 x 60 cm yang disesuaikan dengan jarak
tanam, isi lubang berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1:1 atau 1:1:2.
3)
Cara Penanaman
Penanaman
bibit anggur terbaik pada saat musim kemarau, sekitar Juni dan Juli. Setiap
tanaman perlu lahan 20 m² termasuk para-paranya yang harus dipersiapkan sebelum
tanamannya tumbuh. Para-para ini berguna untuk merayapkan batang dan cabangnya
secara mendatar pada ketinggian 2 m. Setiap tanaman juga diberi ajir bambu
untuk titian setelah bibit ditanam, agar pertumbuhannya dapat menjalar ke atas
menuju para-para.
DAFTAR
PUSTAKA
Prihatman K. 2009. Budidaya Anggur. http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:gmO7hjeGY_0J:www.warintek.ristek.go.id/pertanian/anggur.pdf+budidaya+anggur&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESixzH61REFFbrm1j0uiMZJZeU7l4MPdpN51yBT6awCocZy2TgMcOc0fZ_UUnkoos_JVvXd92p5W8gp3OlFXdf2WYZdSWTXXiQZAreyj4phiS2XcmwgdHWIYtKAVSyJt23uiV03E&sig=AHIEtbQYwPI2CUlb3gzhzDPcqi0FqLuK6Q
(diakses pada tanggal 22 oktober 2012).
Sauri, H dan Martulis. 1991. Budidaya Anggur. Karya Anda. Surabaya.
Setiadi. 2003. Bertanam Anggur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Wiryanta, Bernard T.W. 2004. Membuahkan Anggur di Dalam Pot dan Pekarangan.
Agromedia Pustaka. Jakarta.