Latar belakang Sarcodina
Saat ini
telah diketahui sekitar 40.000 jenis Sarcodina, yaitu Protozoa yang bentuknya
tidak tetap, selalu berubah-ubah. Sarcodina meliputi ratusan jenis Amoeba yang
hidup di air tawar, air asin, di tanah yang lembab, dan beberapa jenis hidup
sebagai parasit pada hewan dan manusia.
Beberapa Sarcodina mempunyai
pelindung berupa testa, misalnya Foraminifera dan Radiolaria yang hidup di
laut. Sarcodina yang hidup di air tawar mempunyai vakuola kontraktil untuk
membuang kelebihan air di dalam sel. Beberapa jenis dapat membentuk sista jika
lingkungan tidak menguntungkan.
Sel
Sarcodina dilindungi oleh sebuah membran tipis, di bagian luarnya terdapat
lapisan tipis yang agak kaku disebut ektoplasma. Ektoplasma berfungsi sebagai
tempat ekskresi dan tempat pertukaran gas, yaitu masuknya oksigen dan keluarnya
karbon dioksida. Di sebelah dalam membran sel terdapat sitoplasma bergranuler
dan nukleus yang berbentuk lonjong.
Semua
Sarcodina menggunakan kaki semu atau pseudopodia yang berupa perluasan
protoplasma untuk bergerak dan menelan partikel makanan dengan fagositosis.
Gerak dengan penjuluran sitoplasma membentuk kaki semu disebut gerak amoeboid.
Makanan yang masuk segera dilingkupi oleh membran yang kemudian membentuk
vakuola.
Kemudian enzim dikeluarkan ke
vakuola makanan untuk mencerna makanan menjadi zat-zat yang dapat digunakan
oleh sel. Sisa makanan yang tak dapat dicerna (dihancurkan) dikeluarkan melalui
ektoplasma. Setelah melewati masa pertumbuhan, Amoeba bereproduksi dengan cara
membelah diri menjadi dua sel anak yang sama. Proses ini disebut pembelahan
biner.
Contoh Sarcodina
a. Amoeba, setidaknya ada enam jenis
Amoeba yang bersifat parasit di dalam tubuh manusia. Amoeba yang paling penting
adalah Entamoeba histolytica yang dapat menyebabkan penyakit amoebiasis dan
disentri yang sering berakibat fatal. Entamoeba gingivalis hidup dalam mulut
manusia dan Entamoeba coli menghuni usus manusia namun tidak bersifat patogen.
b. Foraminifera, meliputi lebih dari
30.000 jenis yang telah diketahui, sebagian diantaranya merupakan fosil.
Foraminifera menyerupai Amoeba yang hidup di laut tetapi mempunyai cangkang
pelindung yang disebut testa. Kebanyakan testa berdinding rapat, namun ada pula
yang berpori. Bentuk testa bermacam-macam, ada yang seperti tabung sederhana
hingga yang berbentuk bilik spiral.
Ukurannya rata-rata hanya 0,05 cm
namun ada yang mencapai 8 cm. Foraminifera bergerak dengan pseudopodia kecil
yang muncul pada bagian testa yang terbuka yang disebut apertur. Pada testa
yang berpori, pseudopodia menjulur melalui pori-pori ini. Foraminifera
berkembang biak secara seksual dan aseksual. Seluruh sitoplasma digunakan untuk
membentuk sel anak sehingga sel induk mati setelah berkembang biak.
Foraminifera yang ada yang hidup di dasar laut dan ada yang mengapung di
permukaan laut menyusun plankton.
Makanan utamanya adalah bakteri dan
diatom. Jika mati, cangkang testanya tenggelam dan berkumpul membentuk tanah
globigerina (diambil dari nama Globigerinidae, yaitu salah satu familia dari
Foraminifera yang paling melimpah). Piramida di Mesir dibuat dari tanah
Foraminifera yang dilapisi dengan granit. Para ahli geologi juga mempelajari
endapan cangkang Foraminifera sebagai petunjuk lokasi ditemukannya cadangan
minyak bumi.
c. Radiolaria, bersifat uniseluler
seperti amoeba namun dilengkapi dengan eksoskeleton yang rumit disebut testa.
Testa berfungsi sebagai pelindung. Biasanya berbentuk bulat simetris yang
lebarnya dapat mencapai beberapa milimeter. Umumnya terbuat dari silika dan sering
mempunyai tonjolan-tonjolan keluar.
Testa berpori yang digunakan untuk
menjulurkan pseudopodia guna mencari makan. Sitoplasma Radiolaria mengandung
banyak vakuola yang membantu untuk tetap mengapung di perairan. Radiolaria
berkembang-biak secara aseksual dengan pembelahan inti yang diikuti pemisahan
sitoplasma dan sebagian testa. Radiolaria yang mati cangkangnya tenggelam dan
mengendap membentuk lapisan tanah radiolaria di dasar laut dalam.
Deskripsi Sarcodina - Saat ini telah diketahui sekitar
40.000 jenis Sarcodina, yaitu Protozoa yang bentuknya tidak tetap, selalu
berubah-ubah. Sarcodina meliputi ratusan jenis Amoeba yang hidup di air tawar,
air asin, di tanah yang lembab, dan beberapa jenis hidup sebagai parasit pada
hewan dan manusia. Beberapa Sarcodina mempunyai pelindung berupa testa,
misalnya Foraminifera dan Radiolaria yang hidup di laut. Sarcodina yang hidup
di air tawar mempunyai vakuola kontraktil untuk membuang kelebihan air di dalam
sel. Beberapa jenis dapat membentuk sista jika lingkungan tidak menguntungkan.
Sel Sarcodina dilindungi oleh sebuah
membran tipis, di bagian luarnya terdapat lapisan tipis yang agak kaku disebut
ektoplasma. Ektoplasma berfungsi sebagai tempat ekskresi dan tempat pertukaran
gas, yaitu masuknya oksigen dan keluarnya karbon dioksida. Di sebelah dalam
membran sel terdapat sitoplasma bergranuler dan nukleus yang berbentuk lonjong.
Semua Sarcodina menggunakan kaki semu atau pseudopodia yang berupa perluasan
protoplasma untuk bergerak dan menelan partikel makanan dengan fagositosis.
Gerak dengan penjuluran sitoplasma membentuk kaki semu disebut gerak
amoeboid.
Makanan yang masuk segera dilingkupi
oleh membran yang kemudian membentuk vakuola. Kemudian enzim dikeluarkan ke
vakuola makanan untuk mencerna makanan menjadi zat-zat yang dapat digunakan
oleh sel. Sisa makanan yang tak dapat dicerna (dihancurkan) dikeluarkan melalui
ektoplasma. Setelah melewati masa pertumbuhan, Amoeba bereproduksi dengan cara
membelah diri menjadi dua sel anak yang sama. Proses ini disebut pembelahan
biner.
a. Amoeba, setidaknya ada enam jenis
Amoeba yang bersifat parasit di dalam tubuh manusia. Amoeba yang paling penting
adalah Entamoeba histolytica yang dapat menyebabkan penyakit amoebiasis dan
disentri yang sering berakibat fatal. Entamoeba gingivalis hidup dalam mulut
manusia dan Entamoeba coli menghuni usus manusia namun tidak bersifat patogen.
b. Foraminifera, meliputi lebih dari
30.000 jenis yang telah diketahui, sebagian diantaranya merupakan fosil.
Foraminifera menyerupai Amoeba yang hidup di laut tetapi mempunyai cangkang
pelindung yang disebut testa. Kebanyakan testa berdinding rapat, namun ada pula
yang berpori. Bentuk testa bermacam-macam, ada yang seperti tabung sederhana
hingga yang berbentuk bilik spiral. Ukurannya rata-rata hanya 0,05 cm namun ada
yang mencapai 8 cm. Foraminifera bergerak dengan pseudopodia kecil yang muncul
pada bagian testa yang terbuka yang disebut apertur. Pada testa yang berpori,
pseudopodia menjulur melalui pori-pori ini. Foraminifera berkembang biak secara
seksual dan aseksual. Seluruh sitoplasma digunakan untuk membentuk sel anak
sehingga sel induk mati setelah berkembang biak. Foraminifera yang ada yang
hidup di dasar laut dan ada yang mengapung di permukaan laut menyusun plankton.
Makanan utamanya adalah bakteri dan diatom. Jika mati, cangkang testanya
tenggelam dan berkumpul membentuk tanah globigerina (diambil dari nama
Globigerinidae, yaitu salah satu familia dari Foraminifera yang paling
melimpah). Piramida di Mesir dibuat dari tanah Foraminifera yang dilapisi
dengan granit. Para ahli geologi juga mempelajari endapan cangkang Foraminifera
sebagai petunjuk lokasi ditemukannya cadangan minyak bumi.
c. Radiolaria, bersifat uniseluler
seperti amoeba namun dilengkapi dengan eksoskeleton yang rumit disebut testa.
Testa berfungsi sebagai pelindung. Biasanya berbentuk bulat simetris yang
lebarnya dapat mencapai beberapa milimeter. Umumnya terbuat dari silika dan
sering mempunyai tonjolan-tonjolan keluar. Testa berpori yang digunakan untuk
menjulurkan pseudopodia guna mencari makan. Sitoplasma Radiolaria mengandung
banyak vakuola yang membantu untuk tetap mengapung di perairan. Radiolaria
berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan inti yang diikuti pemisahan
sitoplasma dan sebagian testa. Radiolaria yang mati cangkangnya tenggelam dan
mengendap membentuk lapisan tanah radiolaria di dasar laut dalam.