PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK
ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (zea mays Sturt)
Oleh :
SUPRIADI
1104290020
AGROEKOTEKNOLOGI - 1
1104290020
AGROEKOTEKNOLOGI - 1
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur
atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada
saya sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah metode penelitian.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan
terima kasih :
1. Orang tua
penulis yang selalu memberi dukungan moral mauoun material
2. Ibu Ir. Hj.
Suryawaty, M.S. Selaku dosen pembimbing mata kuliah Metode Penelitian.
3. Bapak Ir.
Bambang Surya Adji Syahputra M. Sc,. PhD. Selaku dosen pembimbing mata kuliah
Metode Penelitian.
4. Teman-teman
yang turut membantu dalam menyelesaikan tugas mata kuliah metode penelitian.
Saya menyadari
bahwa dalam dapat menyelesaikan tugas mata kuliah metode penelitian ini masih
banyak sekali kekurangan. Untuk itu saya
mengharapkan saran kritik yang bersifat membangun dan tugas mata kuliah
metode penelitian ini bermanfaat bagi
saya dan bagi siapa saja yang membacanya.
Medan, Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
...................................................................... . i
DAFTAR ISI
..................................................................................... ii
PENDAHULUAN ............................................................................ 1
Latar Belakang
.................................................................. 1
Tujuan Penelitian
............................................................... 4
Hipotesa
............................................................................ 4
Kegunaan
Penelitian…………………………………….. 4
TINJAUAN
PUSTAKA…………………………………………... 5
BAHAN DAN METODE
................................................................ 11
Tempat Dan Waktu
.......................................................... 11
Bahan Dan Alat................................................................ 11
Rancangan Yang
Digunakan ............................................
Metode Penelitin .............................................................
Pelaksanaan Penelitian...............................................
DAFTAR PUSTAKA
........................................................................
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sweet corn atau
jagung manis sudah sejak lama dikenal oleh bangsa Indian, Amerika. Hal ini
terbukti ketika tahun 1779 Sullivar melakukan ekspedisi melawan Suku Indian.
Dalam perjalanannya ia menemukan ladang jagung manis. Pada tahun 1832, sweet corn
telah banyak ditanam di Amerika
(Subandi, Pabbage dan Zubachtirodin, 2005).
(Subandi, Pabbage dan Zubachtirodin, 2005).
Di Indonesia,
daerah-daerah penghasil utama tanaman jagung adalah Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Madura, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus di daerah Jawa Timur dan Madura,
budidaya tanaman jagung dilakukan secara intensif karena kondisi tanah dan
iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhannya
(Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
(Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
Permintaan
pasar nasional dan internasional terhadap jagung manis cenderung meningkat,
seiring dengan munculnya negara yang senantiasa membutuhkan dalam jumlah besar.
Potensi tanaman jagung manis tiap hektarnya yang masih rendah sedang permintaan
pasar terus meningkat, sehingga berbudidaya jagung manis merupakan hal yang
tepat dan mempunyai peluang pasar yang sangat bagus (Purwono dan Hartono, 2005).
Jagung
mempunyai peran strategis perekonomian nasional, mengingat fungsinya yang
multiguna. Jagung dapat dimanfaatkan untuk pangan, pakan, dan bahan baku
industri. Dari seluruh kebutuhan jagung, 50% antaranya digunakan untuk pakan.
Selama ini jagung banyak digunakan untuk pakan ternak. Padahal jagung juga bisa
dijadikan bioetanol seperti yang dilakukan di Amerika Serikat. Dari kalkulasi sederhana,
jika asumsi bioetanol akan menggantikan 10% kebutuhan BBM dalam negeri yang
mencapai 6 juta x 2,4 ton jagung ton jagung yang berarti 14,4 juta ton
jagung atau setara dengan 3 juta hektar lahan tanaman jagung. Namun
demikian bagi Indonesi kendala utama untuk memproduksi bioetanol dari jagung
adalah bahan baku. Sejauh ini untuk memenuhi kebutuhan konsumsi jagung
domestik, Indonesia masih mengimpor (Prihandana
dan Hendroko, 2008).
Dalam
perekonomian nasional, jagung penyumbang terbesar ke-2 setelah padi dalam
subsektor tanaman pangan. Sumbangan jagung terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
terus meningkat setiap tahun, sekalipun pada saat krisis ekonomi. Pada tahun
2000, kontribusi jagung dalam perekonomian nasional mencapai Rp. 9,4 trilyun dan
pada tahun 2003 meningkat menjadi 18,2 trilyun. Kondisi demikian
mengindikasikan besarnya peranan jagung dalam memacu pertumbuhan subsektor
tanaman pangan dan perekonomian nasional secara umum (Akil dan Dahlan, 2008).
Mengingat akan
hal tersebut, perlu dilakukan usaha untuk membudidayakan jagung secara intensif
dan komersial, sehingga kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produksinya pun
dapat memenuhi standart permintaan konsumen (pasar). Caranya dapat dilakukan
dalam berbagai bentuk, misalnya dengan meningkatkan penggunaan pupuk, melakukan
pengaturan jarak tanam atau menggunakan berbagai macam zat pengatur tumbuh
untuk mengaatur petumbuhan
dan
produktivitas tanaman
(Prabowo, 2007).
(Prabowo, 2007).
Pupuk organik cair merupakan salah satu yang banyak beredar di pasaran. Pupuk
organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk
cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg,
B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair mempunyai beberapa
manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun
dan pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosa sehingga meningkatkan
kemampuan fotosintesis tanaman dan menyerap nitrogen dari udara (Yusuf, 2010).
Pemberian pupuk
organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan
terhadap tanaman. Dari beberapa beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian
pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman yang
lebih baik dibandingkan dengan pemberian melalui tanah (Dartius, 2001).
Semakin tinggi
dosis pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman
akan semakin tinggi, begitu juga dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi
pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin
tinggi. Namun, pemberian dengan dosis yang berlebihan justru akan mengakibatkan
timbulnya gejalah kelayuan pada tanaman (Samekno, 2008).
Berdasarkan beberapa
penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap
tanaman jagung yang dibudidayakan dengan perlakuan pengaturan dosis pemupukan
dan interval waktu pengaplikasiannya. Karena diduga sampai batas tertentu
kombinasi antara konsentrasi yang
diberikan dengan frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan merupakan
faktor yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) (Yulianti, 2010).
Tujuan Penelitian
Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan interval waktu
pemberian Pupuk Organik Cair (POC) SUPERNASA terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman jagung manis (Zea mays sachhrata Sturt).
Serta interaksi antara konsentrasi pupuk dengan interval waktu pemberian.
Hipotesa Penelitian
1. Diduga ada
pengaruh konsentrasi pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman jagung manis (Zea mays
saccharata Sturt).
2. Diduga ada
pengaruh interval waktu pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman jagung manis (Zea mays
saccharata Sturt).
3. Diduga ada pengaruh interaksi konsentrasi
dan interval waktu pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman jagung manis (Zea mays saccharata
Sturt).
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan acuan dalam
penyusunan skripsi sekaligus sebagai syarat untuk menyelesaikan studi Starata
Satu (S-1) pada Fakultas Pertanian Universitas Muhamadiyah Sumatera Utara,
Medan.
2. Sebagai bahan
informasi bagi semua pihak yang membutuhkan, khususnya bagi para petani yang
membudidayakan tanaman jagung.
TINJAUAN
PUSTAKA
Botani Tanaman
Dalam
sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan
sebagai berikut
:
Kingdom
: Plantae
Divisio
:
Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Poales (graminales)
Family
: Poaceae (graminae)
Genus
: Zea
Spesies
: Zea mays L (Rukmana, 2004).
Jagung termasuk tanaman berakar serabut
yang terdiri dari tiga type akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar
udara. Akar seminal tumbuh radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar
tunjang, akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4 cm dari
permukaan tanah. Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau
lebih buku terbawah dekat permukaan tanah
(Purwono dan Hartono, 2005)
(Purwono dan Hartono, 2005)
Batang tanaman jagung bulat silindris,
yang masih muda berwarna hijau dan rasanya manis karena banyak mengandung zat
gula, beruas-ruas, dan pada bagian pangkal beruas sangat pendek dengan jumlah
sekitar 8-20 ruas. Rata-rata panjang tanaman jagung antara satu sampai tiga
meter
(Rukmana, 2004).
Daun tanaman jagung berbentuk pita atau
garis. Selain itu juga mempunyai ibu tulang daun yang terletak tepat di
tengah-tengah daun dan sejajar dengan ibu daun. Tangkai daun merupakan pelepah
yang biasanya berfungsi untuk membungkus batang tanaman jagung (Prihandana dan Hendroko, 2008).
Bunga jantan terdapat pada malai bunga
di ujung tanaman, sedangkan bunga betina terdapat pada tongkol jagung. Bunga
betina ini yang biasa disebut sebagai tongkol (Tim Karya Tani, 2010).
Buah jagung terdiri atas tongkol, biji
dan daun pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna dan kandungan
endosperm yang bervariasi, tergantung pada jenisnya. Pada umumnya jagung
memiliki barisan biji yang melibit secara lurus atau berkelok-kelok dan
berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama
yaitu kulit biji, endosperm dan embrio (Warisno, 2007).
Syarat Tumbuh
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan
dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan
cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau.
Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan
terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230
C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang
gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5.
Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah
dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras
dahulu. Ketinggian
antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50 - 600 m dpl
(Prabowo, 2007)
Peranan Pupuk
Organik Cair
POC NASA adalah salah satu jenis pupuk organik cair yang merupakan formula
khusus untuk tanaman juga peternakan dan perikanan yang dibuat murni dari bahan
- bahan organik dengan fungsi multi guna yaitu: meningkatkan kuantitas dan
kualitas produksi tanaman serta kelestarian lingkungan
(aspekK-3:Kuantitas-Kualitas-Kelestarian), menjadikan tanah yang keras
berangsur - angsur menjadi gembur. Melarutkan sisa pupuk kimia ditanah (dapat
dimanfaatkan tanaman), memberikan semua jenis unsur makro dan unsur mikro
lengkap, dapat mengurangi penggunaan Urea, SP-36 dan KCl + 12,5% - 25%, setiap
1 liter POC NASA memiliki fungsi unsur hara mikro setara dengan 1 ton pupuk
kandang, memacu pertunbuhan tanaman dan akar, merangsang pengumbian, pembungaan
dan pembuahan serta mengurangi kerontokan bunga dan buah (mengandung hormon/ZPT
Auksin, Giberllin dan Sitokinin), membantu perkembangan mikroorganisme tanah
yang bermanfaat bagi tanaman (cacing tanah, Penicilium glaucum dll),
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit (Wunungga,
2009).
Untuk itu dalam
proses budidaya jagung manis peranan Hormon Organik dan Pupuk Organik Cair juga
menentukan hasil produksi jagung manis. Dengan menggunakan Hormon Organik dan
Pupuk Organik Cair NASA ini dapat memberikan hasil produksi yang lebih baik
daripada hanya menggunakan pupuk kimia yang biasa diberikan oleh petani (Rahmi dan Jumiati, 2007).
Kegunaan
daripada POC NASA adalah sebagai mempercepat proses pertumbuhan tanaman,
memacu dan meningkatkan pembungaan, pembuahan, mengurangi kerontokan bunga dan
buah, membantu pertumbuhan tunas, membantu pertumbuhan akar, memacu pembesaran
umbi serta meningkatkan keawetan hasil panen. Pemberian pupuk lengkap cair POC
NAZA pada tanaman jagung dengan dosis 60 cc/tangki (15 liter air) per 1000 m2
disiramkan 1 - 2 minggu sekali.
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Tim Penguji Pupuk Organik Cair (POC) SUPERNASA
terhadap tanaman jagung manis (Zea mays
Sachharata) menunjukkan bahwa hasil tidak berbeda nyata pada
parameter tinggi tanaman dan pada berat tongkol pertanaman. Untuk analisa usaha
taninya yang menggunakan POC NASA lebih menguntungkan, karena dari segi
produksinya lebih tinggi dibandingkan tanpa menggunakan Hormonik dan POC NASA (Yulianti, 2010).
Interval Waktu Pemberian Pupuk
Tanaman jagung memerlukan pemupukan yang efektif sehingga pertumbuhannya dari
masa tanam sampai menghasilkan produk dapat meningkat dan berkualitas tinggi.
Maka dalam pemberian pupuk terhadap tanamman jagung perlu mengatur
interval waktu pemberian pupuk, metode dan aplikasi yang baik
(Wunungga, 2009).
(Wunungga, 2009).
Pengaruh konsentrasi dan interval waktu
pemberian pupuk lengkap cair terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) menunjukkan
bahwa pengaruh waktu penyemprotan pupuk Super ACI berbeda tidak nyata terhadap
tinggi tanaman pada umur 14, 28 dan 42 hari setelah tanam, umur tanaman saat
keluar bunga jantan, umur tanaman saat keluar bunga betina, umurtanaman saat
panen, panjang tongkol, diameter tongkol, berat tongkol, dan produksi tongkol.
Namun demikian secara umum hasil penelitian memperlihatkan adanya kecenderungan
bahwa perlakuan waktu penyemprotan pupuk Super ACI 15, 30 dan 45 hari setelah
tanam menghasilkan tanaman yang lebih tinggi, umur tanaman saat keluar bunga
betina dan umur panen yang lebih cepat, komponen tongkolyang besar dan lebih
berat serta produksi tongkol yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan waktu
penyemprotan pupuk Super ACI 12, 24 dan 42 hari setelah tanam dan perlakuan
waktu penyemprotan pupuk Super ACI 18, 36 dan 54 hari setelah tanam (Rahmi dan
Jumiati, 2007).
Peranan Unsur Hara Bagi Pertumbuhan Tanaman
Tanaman
memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman (plant nutrient). Tanaman
membutuhkan bahan organik untuk mendapatkan energi dan pertumbuhannya, dengan
menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tidak
dapat digantikan dengan oleh unsur lain dan apabila terdapat suatu hara
tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti (Dartius,
2001).
Berdasarkan tanaman hidup terdiri
atas bahan organik 27 %, air 70% dan mineral 3%. Analisis kimia menunjukkan
bahwa pada tubuh tanaman adanya berbagai unsur mineral dan beberapa faktor.
Faktor tersebut adalah perbandingan akan unsur hara yang berbeda, ketersediaan
dalam medium yang berbeda dan juga tergantung pada organ tanaman dan umur
tanaman (Samekto, 2008).
Daun memiliki mulut yang dukenal
dengan nama stomata. Sebagian besar stomata terletak di bagian bawah daun.
Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur penguapan air dari tanaman sehingga air
dari akar dapat sampai daun. Saat suhu udara terlalu panas, stomata akan
menutup sehingga tanaman tidak akan mengalami kekeringan. Sebaliknya, jika
udara tidak terlalu panas, stomata akan membuka sehingga air yang ada di
permukaan daun dapat masuk dalam jaringan daun. Dengan sendirinya unsur hara
yang disemprotkan ke permukaan daun juga masuk ke dalam jaringan daun (Akil dan
Dahlan 2008).
Penyemprotan pupuk daun idealnya
dilakukan pada pagi atau pada sore hari karena bertepatan pada saat membukanya
stomata. Prioritaskan penyemprotan pada bagian bawah daun karena paling banyak
terdapat stomata. Faktor cuaca termasuk kunci sukses dalam penyemprotan pupuk
daun. Dua jam setelah penyemprotan jangan sampai terkena hujan karena akan
mengurangi efektifitas penyerapan pupuk. Tidak disarankan menyemprotkan pupuk
daun pada saat suhu udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk yang
sampai ke daun cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar. Contoh pupuk daun
yang beredar di pasaran yaitu Gandasil Daun 14.12.14 dilengkapi dengan Mn, Mg,
B, Cu dan Zn (Yusuf, 2010).
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan
Waktu
Bahan dan Alat
Bahan : benih
jagung manis varietas sugar 75, pupuk organik cair (POC) NASA, Pupuk Urea, TSP,
dan KCl (sebagai pupuk dasar), Fungisida Dithane M-45, Insektisida Sevin 85 SP,
air, serta bahan-bahan lain yang diperlukan dalam penelitian.
Alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, parang, babat, gembor, tali
rafia, tanki, meteran, gunting, papan sampel, timbangan, kalkulator, alat tulis
dan peralatan lain yang diperlukan dalam penelitian.
Metode Penelitian
Proposal
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Ranacangan Acak Kelompok (RAK)
faktorial dengan dua faktor perlakuan , yaitu :
a.
Faktor
pemberian Pupuk Organik Cair NASA (N)
N0 = Tanpa perlakuan
(kontrol)
N1 = 5 L/Ha (1,13 ml/l
air/plot)
N2 = 10 L/Ha (2,26 ml/l
air/plot)
N3 = 15 L/Ha (3,39 ml/l
air/plot)
b. Faktor interval
waktu pemberian Pupuk Orgnik Cair NASA (I)
I1 = Aplikasi 1 minggu
sekali
I2 = Aplikasi 2 minggu
sekali
I3 = Aplikasi 3 minggu sekali
Jumlah
kombinasi perlakuan 4 x 3 = 12 kombinasi, yaitu :
N0I1
N0I2
N0I3
N1I1
N1I2
N1I3
N2I1
N2I2
N2I3
N3I1
N3I2
N3I3
Jumlah ulangan
: 3 Ulangan
Jumlah tanaman
per plot
: 12 Tanaman
Jumlah tanaman
sampel per plot : 5 Tanaman
Jumlah plot
percobaan
: 36 Plot
Jumlah tanaman
sampel seluruhnya : 150 Tanaman
Jumlah tanaman
seluruhnya
: 432 Tanaman
Luas plot percobaan
: 150 cm x 100 cm
Jarak antar
plot
: 50 cm
Jarak antar
ulangan
: 100 cm
Jarak
tanam
: 25 cm x 50 cm
Data hasil
penelitian ini dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji Beda Rataan
menurut Duncan (DMRT). Menurut Gomez dan Gomez (1995), model analisis data
untuk Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial adalah sebagai berikut :
Yijk = µ
+ αj
+ βj
+ JK + (βj)jk + ∑ijk
Dimana :
Yijk
= Nilai pengamatan karena pengaruh faktor N blok ke-i pada taraf ke-j dan faktor I pada taraf ke-k.
µ
= Efek nilai tengah
αi = Efek dari blok ke-i
βj = Efek dari faktor N pada taraf ke-j
Ik
= Efek dari faktor I pada taraf ke-k
jk
= Pengaruh perlakuan P ke-k
∑ijk = Pengaruh
Galat karena blok ke-i Perlakuan N kej dan perlakuan P
ke-k pada ulangan ke-i
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Lahan
Lahan atau areal yang telah diukur dibersihkan dari gulma-gulma dan sisa-sisa
tanaman yang ada. Pembersihan lahan dilakukan secara manual, yaitu dengan
menggunakan alat seperti parang babat, cangkul, serta alat-alat lain yang
mendukung.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan sebanyak dua kali. Pengolahan pertama dengan
mencakul secara kasar kemudian dibiarkan selama 2-3 hari agar gas-gas beracun
yang ada di dalam tanah hilang. Pengolahan kedua penghalusan tanah supaya
didapat tanah yang gembur.
Pembuatan Plot
Pembuatan plot dikerjakan setelah pengolahan tanah selesai, yaitu dengan membentuk
plot-plot penelitian sebanyak 36 plot berukuran 1 m x 1,5 m, dan satu plot
cadangan untuk tanaman sisipan. Adapun 36 plot ini dibagi menjadi 3 ulangan.
Dalam pembuatan plot sekaligus dibuat jarak antar ulangan dan jarak antar plot
masing-masing 100 cm dan 50 cm yang juga berfungsi sebagai pembuangan atau
pengaliran air ketika terjadi hujan
Penanaman Benih
Sebelum penanaman,
dilakukan pemberian pupuk dasar Urea, KCl, dan TSP secara berimbang. kemuian
penanaman dilaukan secara tugalan, yaitu dengan kedalaman tugalan 3 cm,
kemudian setiap lubang diisi dengan 2 benih jagung dan ditutup kembali dengan
tanah. Adapun jarak tanam yang digunakan adalah 25 x 50 cm. Setelah penanaman
benih selesai, dilakukan penyiraman pertama dengan menggunakan gembor secara
merata.
Aplikasi Pupuk Organik
Cair (POC) SUPERNASA
Pengaplikasian ini dilakukan setelah tanam sebelum panen dengan dosisi per
aplikasi 5 tutup botol/tanki. Pemberian pupuk dilakukan pada pagi hari pukul
07.00 – 10.00 WIB atau sore hari pukul 15.00 - 18.00 WIB dengan menggunakan
tanki. Pengaplikasian mulai dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu
setelah tanam sampai pada saat tanaman sudah berbunga.
Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara rutin
setiap hari selama masa pertumbuhan tanaman, yaitu pada pagi dan sore hari
dengan menggunkan gembor. Dan apabila terjadi hujan pada malam hari maka
penyiraman pada pagi hari tidak dilakukan, jika hujan terjadi pada siang hari,
maka penyiraman sore hari tidak dilakukan.
Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan dilakukan 7 HST dengan cara
meninggalkan satu tanaman yang pertumbuhannya baik. Sedangkan penyulaman
dilakukan apabila tanaman pada lubang tanam tidak ada yang tumbuh atau mati.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan
gulma di sekitar tanaman. Penyiangan dilakukan satu minggu sekali. Penyiangan
pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil,
garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur
tersebut karena masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan
setelah tanaman berumur 15 hari.
Pembumbunan
Pembumbunan dimaksudkan untuk
memperkokoh berdirinya tanaman dan mendekatkan unsur hara. Pembumbunan
dilakukan secara bersamaan dengan penyiangan ke 2 yaitu pada umur 42 HST.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Penggunaan
pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya hama yang dapat
membahayakan proses produksi jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu
pestisida Sevin 85 SP. Pelaksanaan penyemprotan hendaknya memperlihatkan
kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang menyerang, sehingga
perlakuan ini akan lebih efisien.
Panen
Panen jagung manis dilakukan sekitar
umur 95-100 hst, dimana pada saat tersebut, buah tanaman sudah dikatakan masak secara
fisiologis dengan ciri-ciri daun dan kelobot sudah mengering(menguning), bila
kelobot dibuka biji sudah tampak kisut 100%.
Peubah Tanaman
Tinggi Tanaman
Pengamatan tinggi tanaman
dilakukan dari pangkal tumbuh tanaman pada permukaan tanah yang sudah ditandai
dengan menggunakan patok standart sampai pada ujung daun tertinggi. Pengukuran
dimulai pada saat tanaman berumur 2 MST sampai muncul bunga jantan, dengan
interval waktu pengukuran 1 minggu sekali.
Jumlah Daun
Pengamatan atau penghitungan jumlah daun dilakukan pada daun yang telah membuka
sempurna. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST sampai tanaman
mengeluarkan bunga jantan, dengan interval waktu pengamatan 1 minggu sekali.
Panjang Tongkol
Pengukuran panjang tongkol dilakukan setelah panen, yaitu setalah tongkol
dipisahkan dari kelobotnya (dikelupas). Pengukuran dilakukan dari pangkal
sampai ujung tongkol dengan menggunakan meteran atau sejenisnya.
Berat Tongkol Per Plot
Penghitungan dilakukan dengan menimbang seluruh tanaman jagung pada tiap-tiap
plot, yaitu dengan meggunakan alat timbangan.
Produksi
Per Plot
Penghitungan produksi per plot dilakukan dengan menimbang seluruh tanaman
jagung pada tiap-tiap plot. Penimbangan buah jagung dilakukan dengan kondisi
buah jagung masih utuh, yaitu dalam kondisi seperti jagung baru dipanen dari
tanamannya.
DAFTAR PUSTAKA
Akil, M., dan
Dahlan, H. A., 2008. Budidaya
Jagung dan Desimini Teknologi. Balai Penelitian Tanaman Serealia.
nhttp://www.docstoc.com/docs/20905979/Wilayah-Produksi-dan-Potensi
Pengembangan-Jagung/05/04/2011.
Dartius,
2001. Diktat Panduan Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Prabowo,
A. Y., 2007. Teknis Budidaya : Budidaya Jagung. http://teknis- budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-jagung.html/07/04/2011
Prihandana, R., dan Hendroko, R., 2008. Energi Hijau
Pilihan Bijak Menuju Negeri Mandiri
Energi. Penebar Swadaya. Bogor.
Purwono, M.S, dan
Hartono, R. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Bogor.
Rahmi, A., dan Jumiati, 2007. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis.
Fakultas Pertanian
Universitas Tujuh
Belas Agustus 1945 Samarinda
Rukmana, R., 2004. Botani Jagung dalam Artikel TANI MUDA. http://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/botani-jagung/05/04/2011.
Samekto
R, 2008. Pemupukan. PT. Citra Aji Parama Yogyakarta. Penerbit KANISIUS. Yogyakarta
Subandi, Pabbage, dan Zubachtirodin, 2005. Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung, dalam penelitian
Warsana dengan Judul Analisis dan Efisiensi
Keuntungan Tani Jagung.
Tim
Karya Tani Mandiri, 2010. Pedoman Bertanam Jagung. CV. Nusantara Aulia. Bandung.
Warisno, 2007. Jagung Hibrida.
Kanisius. Yogyakarta.
Wunungga, 2009.
Pengaruh Macam dan Interval Waktu Pemberian Pupuk Lengkap Cair Terhadap Pertumbuhan dan Bibit
Kakao (Theobroma cacao L). http://freedom-wunungga.blogspot.com/2009/11/penelitian-pengarauh- macam-dan-interval.html. 07/04/2011
Yulianti, D., 2010. Pengaruh Hormon Organik dan
Pupuk Organik Cair (POC) Super Nasa
Terhadap Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). http://penelitian-organik-penelitian.blogspot.com/2010/03/pengaruh-hormon- organik-dan-pupuk.html.05/04/2011.
Yusuf, T., 2010. Pemupukan dan
Penyemprotan Lewat Daun. Tohari Yusuf’s Pertanian
Blog. http://tohariyusuf.wordpress.com/